Ruben Amorim dan Catatan Kelam Manchester United Setengah Abad: Mengurai Akar Masalah

Pelatih Manchester United, Ruben Amorim. (c) AP Photo/Bernat Armangue

Bola.net – Musim 2024/2025 tercatat sebagai salah satu periode paling buruk dalam sejarah Manchester United. Setan Merah bakal segera menutup musim terburuk mereka di era modern. 

Di bawah kendali Ruben Amorim, tim mengalami kemunduran performa yang berakhir dengan kegagalan di final Liga Europa dan kemungkinan finis di peringkat ke-16 Premier League. Situasi ini memicu pertanyaan serius tentang penyebab utama kemerosotan tersebut.

Amorim, yang sebelumnya sukses membesut Sporting, diharapkan mampu membawa perubahan positif ke Old Trafford. Namun faktanya, performa tim malah semakin merosot sejak sang pelatih bergabung pada November 2024.

Data statistik menunjukkan bahwa MU hanya meraih 24 poin dari 25 pertandingan liga di bawah kepemimpinannya, dengan rata-rata kurang dari satu poin per pertandingan.

Kekalahan 0-1 dari Tottenham Hotspur di partai puncak Liga Europa menjadi klimaks dari musim yang penuh kekecewaan. Lawan hanya melepas satu tembakan tepat sasaran dan berbuah gol, sayangnya MU gagal memaksimalkan 74% penguasaan bola yang mereka kuasai. Hasil ini memastikan United absen dari kompetisi Eropa musim depan.


1 dari 2 halaman

Problem Taktik dan Gagal Beradaptasi

Amorim dikenal dengan skema 3-4-3 fleksibel yang mengedepankan pressing tinggi dan transisi cepat. Namun, pendekatan ini terbukti tidak efektif di Premier League.

Sejak kedatangannya, Man United hanya memenangi enam dari 25 pertandingan liga, dengan 13 kekalahan dan belum pernah mengalahkan tim di luar zona degradasi sejak Januari.

Pelatih asal Portugal itu mengakui bahwa timnya sering lepas kontrol selama pertandingan, mengindikasikan kurangnya pengendalian emosi dan konsistensi di lapangan.

Situasi ini semakin parah dengan tidak adanya new manager bounce yang biasanya terjadi setelah pergantian pelatih, di mana performa tim justru semakin menurun.

Meski sempat mencatat momen positif seperti kemenangan dramatis atas Lyon di semifinal Liga Europa, secara keseluruhan taktik Amorim tidak berhasil diimplementasikan dengan baik di skuad United. Ketidakmampuan beradaptasi dengan karakteristik Premier League menjadi salah satu penyebab utama kegagalan ini.

2 dari 2 halaman

Dilema Kepemimpinan dan Nasib Amorim

Dilema Kepemimpinan dan Nasib Amorim

Kapten Manchester United, Bruno Fernandes tampak tertunduk usai dikalahkan Tottenham di final Liga Europa. (c) AP Photo/Bernat Armangue

Usai kekalahan di final Liga Europa, Amorim menyatakan kesediaannya untuk mundur tanpa kompensasi jika dewan direksi dan suporter menganggap dirinya tidak cocok memimpin tim. Namun demikian, ia menegaskan tekadnya untuk tetap bertahan dan memperbaiki keadaan.

Amorim juga mengakui adanya masalah budaya klub yang perlu ditangani secara mendalam. Ia menyerukan perubahan signifikan pada bursa transfer musim panas untuk membenahi struktur dan mentalitas tim.

Dengan tidak adanya jadwal Eropa musim depan, Amorim memandang situasi ini sebagai peluang untuk fokus meningkatkan performa di kompetisi domestik.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *