Saran Arsene Wenger: Revisi Aturan, Juara UEL Jangan Otomatis Lolos UCL

Jadwal Liga Europa musim 2024/2025 (c) uefa.com

Bola.net – Eks manajer Arsenal, Arsene Wenger, menyatakan bahwa kebijakan UEFA yang memberikan jatah kualifikasi Liga Champions bagi pemenang Liga Europa tidak tepat. 

Hal ini disampaikan Wenger menjelang leg kedua semifinal Liga Europa yang mempertemukan Manchester United dan Tottenham, yang keduanya saat ini berada di luar zona kualifikasi Eropa di Premier League.

Kedua tim, yang sudah memimpin agregat menuju leg kedua pada 21 Mei mendatang di Bilbao, dipastikan finis di luar posisi yang lolos ke Eropa musim depan. 

Kebijakan UEFA yang diubah pada 2014 memungkinkan pemenang Liga Europa untuk masuk ke Liga Champions musim berikutnya, namun Wenger tidak setuju dengan aturan tersebut.

Menurut Wenger, tim yang menjuarai Liga Europa seharusnya bisa kembali lolos ke kompetisi Eropa, tetapi tidak perlu mendapatkan jaminan tiket Liga Champions.


1 dari 2 halaman

Kritik Wenger terhadap Aturan Kualifikasi Liga Champions

Wenger menegaskan bahwa pemberian tiket Liga Champions kepada pemenang Liga Europa tidak sesuai, terutama bagi tim dari liga yang sudah memiliki banyak wakil di Liga Champions. 

“Tidak, mereka seharusnya otomatis masuk ke Liga Europa lagi, tapi tidak perlu kualifikasi untuk Liga Champions,” kata Wenger kepada BeIN Sports.

Wenger menambahkan bahwa hal ini menjadi masalah khususnya bagi liga-liga besar seperti Premier League, di mana lima tim sudah otomatis lolos ke Liga Champions. Dia berharap UEFA bisa mempertimbangkan ulang kebijakan ini.

Namun, Wenger juga mengakui bahwa untuk menjaga daya tarik dan motivasi tim di Liga Europa, hadiah kualifikasi ke Liga Champions bisa jadi penting. 

“Untuk menjaga agar Liga Europa tetap menarik dan termotivasi, mereka mungkin perlu memberikan hadiah tersebut,” lanjut Wenger.

2 dari 2 halaman

Keputusan UEFA Terkait Kualifikasi Eropa

Sejak aturan tersebut diterapkan pada 2014, pemenang Liga Europa langsung mendapatkan tiket ke Liga Champions musim berikutnya, meski finish di liga domestik mereka tidak memenuhi syarat. 

Contohnya, Manchester United yang menjuarai Liga Europa pada 2018, meskipun hanya finis di posisi keenam di Premier League.

Tidak hanya itu, sejak rebranding Liga Europa pada 2009/2010, belum ada tim yang finish lebih rendah dari peringkat 12 yang memenangkan turnamen atau mencapai final. 

Tim seperti Sevilla (peringkat 12) yang menang pada 2023 dan Fulham (peringkat 12) yang kalah di final 2010 menjadi bukti bahwa aturan ini masih terus menjadi sorotan.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *