
Pelatih Manchester United, Ruben Amorim. (c) AP Photo/Bernat Armangue
Bola.net – Manchester United kembali gagal meraih trofi setelah dikalahkan Tottenham 1-0 di final Liga Europa, Kamis (22/5/2025) dini hari WIB. Gol Brennan Johnson di babak pertama menjadi penentu kemenangan Spurs yang mengakhiri puasa gelar selama 17 tahun.
Bagi MU, kekalahan ini semakin menegaskan betapa buruknya musim ini. Klub yang pernah mendominasi Inggris itu kini terpuruk di posisi ke-16 Premier League.
Yang lebih memprihatinkan adalah cara mereka kalah. MU tampil tanpa daya dan hanya mengandalkan umpan-umpan panjang ke Harry Maguire di menit-menit akhir.
Alan Shearer, legenda sepak bola Inggris, tak bisa menahan amarahnya melihat performa “memalukan” MU tersebut. Kritik pedasnya menjadi sorotan utama usai laga.
Taktik Aneh MU yang Menuai Kritik
Aksi Andre Onana pada laga final Liga Europa 2024/2025 antara Tottenham vs MU (c) AP Photo/Miguel Oses
Shearer menyayangkan keputusan Ruben Amorim mengandalkan umpan panjang ke Maguire di menit akhir. Menurutnya, itu adalah bukti betapa MU kehabisan ide di laga penting.
Legenda Newcastle itu juga mempertanyakan kualitas skuad MU saat ini. Dia ragu klub bisa bangkit dalam waktu dekat mengingat masalah yang begitu kompleks.
“Itu pertandingan yang buruk, standarnya rendah, tapi Tottenham tak peduli,” ujar Shearer di podcast The Rest is Football.
“Mereka harus merekrut dengan baik karena jelas banyak pemain yang tidak cukup bagus,” lanjutnya.
“MU memalukan malam ini – dan di semifinal – mereka mengandalkan bek tengah 6 kaki 5 inci sebagai penyerang,” tambahnya.

|
4 Mei 2025


Problematika Besar MU
Kapten Manchester United, Bruno Fernandes tampak tertunduk usai dikalahkan Tottenham di final Liga Europa. (c) AP Photo/Bernat Armangue
Shearer menilai masalah MU bukan hanya di lapangan. Manajemen yang buruk dan perekrutan yang salah ikut memperparah keadaan.
Dia mempertanyakan bagaimana MU bisa menarik pemain top tanpa tiket Liga Champions. Situasi finansial juga menjadi kendala besar untuk membangun tim kompetitif.
“Mereka jauh tertinggal di dalam dan luar lapangan. Aku tidak tahu bagaimana mereka bisa keluar dari masalah ini,” tegas Shearer.
“Mengapa pemain top mau bergabung sekarang? Butuh waktu lama – jika bisa – untuk kembali bersaing,” lanjutnya.
Pembelaan Amorim
Di tengah kritik pedas, Amorim tetap membela timnya. Pelatih asal Portugal itu yakin MU sebenarnya menciptakan peluang cukup untuk menyamakan kedudukan.
Dia mengakui timnya kehilangan kendali setelah kebobolan. Namun Amorim merasa MU bermain lebih baik di babak kedua.
“Kami menderita satu gol tapi di babak kedua kami mengontrol permainan,” kata Amorim kepada TNT Sports.
“Kami memulai babak kedua cukup baik. Kami punya situasi untuk mencetak gol,” tambahnya.
Keyakinan Amorim untuk Tetap Bertahan
Meski hasil buruk, Amorim yakin dirinya masih orang tepat untuk MU. Dia berjanji tidak akan mengundurkan diri dan siap bekerja lebih keras.
Pelatih berusia 39 tahun itu memahami kesabaran fans akan semakin tipis. Namun dia siap menghadapi semua tekanan tersebut.
“Saya yakin saya masih orangnya, lebih dari di awal ketika saya bergabung,” tegas Amorim.
“Saya tahu kesabaran fans akan sangat pendek musim depan tapi saya jamin tidak akan menyerah. Saya sangat yakin bisa melanjutkan pekerjaan jika manajemen masih menginginkan saya,” tutupnya.
Comments